4.2.13

DARI SECANGKIR DAN MEJA-MEJA KOPI

Dua hari yang lalu, di sebuah warung kopi, seorang kawan di meja sebelah berdebat dengan teman semejanya. Pastinya aku tak begitu paham tema perdebatan itu, karena memang begitulah tema perbincangan di secangkir kopi. Dalam semenit, bisa sampai ke Eropa atau Amerika...
Di meja yang lain, bahkan beberapa, mereka bikin kelompok beregu. Masing-masing empat orang. Jika pun lebih, sisanya adalah supporter. Seperangkat alat permainan sudah siap diputar dengan tangan-tangan lincah mereka. Ada intrik-intrik juga di sela permainan. Pun canda yang menurutku terlalu berlebihan. Tapi, masih saja mereka bertahan. Barangkali, itulah ajang kompetisi yang sebenarnya. Atau sebaliknya, mereka sedang mengantarkan diri mereka sendiri pada keterasingan. Pernah beberapa kali aku menjadi seperti mereka. Ya, hanya beberapa kali saja. Mungkin tak sampai lima kali. Meskipun hasrat untuk melakukannya, seringkali muncul ketika melihat mereka.

Di meja yang lain lagi, beberapa orang menjadi autis dengan seprangkat media elektronik. dapat dipastikan, sebagian dari mereka sedang on line. Mungkin di antaranya juga sedang  berinteraksi dengan teman-teman mayanya. sebagian sisanya lagi juga main-main. Aih, terkadang aku menyimpulkan sungguh indah hidup mereka. Hidup adalah permainan. Sekali hidup; permainkanlah hidup kalian. Apakah demikian seharusnya? menurutku (kemudian) tidak sesederhana itu hidup ini. Karena hidup bisa lebih indah lagi.[]

0 komentar:

Posting Komentar

Setiap naskah terbuka untuk kritik dan komentar. Mari membangun iklim ilmiah dan tradisi berfikir bijaksana.